Instabilitas dan Dislokasi Bahu: Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihan

Instabilitas dan dislokasi bahu adalah kondisi umum namun sering disalahpahami yang dapat memengaruhi orang dari segala usia dan tingkat aktivitas. Mulai dari atlet profesional hingga individu yang melakukan aktivitas sehari-hari, kondisi ini dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup. Dalam artikel ini, kami menguraikan penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan, dengan wawasan dari Dr. Ong Kee Leong, seorang ahli bedah ortopedi terkemuka di Synergy Orthopaedics Singapore.

Memahami Sendi Bahu

Bahu adalah sendi yang paling fleksibel dalam tubuh manusia berkat struktur bola-dan-soketnya. Rentang gerak yang luas ini juga menjadikannya sebagai sendi paling tidak stabil. Bola (kepala tulang lengan atas) masuk ke dalam soket dangkal (glenoid), yang didukung oleh jaringan lunak seperti labrum, ligamen, dan otot rotator cuff. Cedera atau penggunaan berlebihan dapat merusak struktur ini, menyebabkan instabilitas atau dislokasi.

Apa Itu Instabilitas Bahu?

Instabilitas bahu mengacu pada kondisi di mana sendi menjadi longgar dan dapat sebagian atau sepenuhnya terlepas dari tempatnya. Pasien sering merasakan bunyi klik, rasa longgar, atau ketakutan bahwa bahunya akan “keluar” saat bergerak. Ini bisa terjadi akibat tekanan berulang, dislokasi sebelumnya, atau trauma.

Menurut Dr. Ong, labrum—jaringan kartilago mirip cincin-O di dalam soket—sering terlibat dalam instabilitas. Kerusakan pada struktur ini dapat mengurangi stabilitas dan menyebabkan ketidaknyamanan berkelanjutan, terutama saat melakukan gerakan melempar.

Apa Itu Instabilitas dan Dislokasi Bahu?

Dislokasi bahu terjadi saat bola benar-benar keluar dari soket. Ini biasanya sangat menyakitkan dan sering disebabkan oleh trauma, seperti jatuh dengan lengan terentang. Pasien biasanya langsung menyadari dislokasi karena nyeri yang hebat dan perubahan bentuk bahu yang terlihat. Pengobatan melibatkan reposisi sendi, diikuti manajemen nyeri dan rehabilitasi.

Pengobatan Konservatif untuk Dislokasi Pertama Kali

Tidak semua dislokasi bahu memerlukan operasi. Untuk kasus dislokasi pertama kali, pengobatan konservatif seringkali cukup. Ini meliputi:

  • Obat pereda nyeri
  • Imobilisasi lengan dengan arm sling
  • Rontgen untuk memastikan tidak ada patah tulang
  • Fisioterapi dini untuk mencegah kekakuan atau frozen shoulder

Fisioterapi memainkan peran penting dalam pemulihan. Terapis yang baik akan membimbing pasien melalui gerakan yang aman, menerapkan teknik penghilang nyeri seperti ultrasound, dan secara bertahap mengembalikan rentang gerak. Dalam waktu dua hingga enam minggu, banyak pasien dapat memulihkan gerakan penuh jika mengikuti protokol terapi dan pengobatan dengan disiplin.

Kapan Operasi Diperlukan?

Jika instabilitas terus berlanjut atau dislokasi berulang, intervensi bedah mungkin diperlukan. Dr. Ong menjelaskan bahwa jenis operasi tergantung pada apakah kerusakan hanya pada jaringan lunak seperti labrum atau juga melibatkan kehilangan tulang.

Teknik Bedah yang Umum Termasuk:

Prosedur ini biasanya dilakukan secara artroskopi dan diikuti dengan program rehabilitasi yang terstruktur, dimulai sejak hari pertama setelah operasi.

Timeline Pemulihan Pasca Operasi

Dr. Ong menyarankan pasien dari Indonesia untuk tetap berada di Singapura setidaknya dua minggu setelah operasi guna memantau penyembuhan dan memulai fisioterapi di PhysioActive Singapore. Setelah dua minggu, pasien dapat kembali ke Jakarta dan melanjutkan rehabilitasi di PhysioActive Indonesia.

Tahapan pemulihan umum meliputi:

  • Minggu 1–2: Kontrol nyeri, perawatan luka, dan fisioterapi awal
  • Minggu 2–6: Pemulihan rentang gerak hingga 90° (setinggi bahu)
  • Bulan 2–3: Rentang gerak penuh dan penguatan ringan
  • Bulan 3–6: Kembali ke aktivitas fungsional dan olahraga

Dr. Ong menekankan bahwa keberhasilan pemulihan adalah “50% dari operasi dan 50% dari fisioterapi.” Keduanya harus berjalan seiring untuk hasil yang optimal.

Menghindari Frozen Shoulder

Kesalahan umum adalah tidak menggerakkan bahu setelah cedera, yang dapat menyebabkan frozen shoulder—kondisi yang menyakitkan dan kaku. Diagnosis dini, gerakan yang dipandu, dan fisioterapi sangat penting untuk mencegah komplikasi ini. Jika Anda mengalami cedera bahu, segera lakukan evaluasi medis dan jangan menunda perawatan.

Langkah Selanjutnya

Instabilitas dan dislokasi bahu adalah kondisi yang dapat diobati dengan pendekatan medis dan fisioterapi yang tepat. Intervensi dini adalah kunci keberhasilan pemulihan, dan kolaborasi antara dokter bedah dan fisioterapis sangat menentukan.

Informasi Kontak

Related Articles

© 2019 - PT Nasma Physio Active. All rights reserved.